Analisis Pengamat Komunikasi Politik, Gaya Komunikasi Dua Kandidat Calon Gubernur: Romi Hariyanto vs. Al Haris

Analisis Gaya Komun

Jambinarasi-Menjelang Pemilihan Gubernur Jambi 2024, gaya komunikasi dua kandidat utama, Romi Hariyanto dan Al Haris, menjadi sorotan utama dalam berbagai diskusi politik. Keduanya, yang memiliki latar belakang dan pengalaman politik yang berbeda, juga menunjukkan pendekatan komunikasi yang kontras dalam berinteraksi dengan masyarakat.

Berdasarkan analisis pengamat Komunikasi Politik Jambi, Dedi Saputa memaparkan bahwa gaya Komunikasi antara Romi dengan Al Haris memiliki gaya komunikasi yang kontras atau berbeda.

Romi Hariyanto: Gaya Komunikasi yang Merakyat

Menurut Dedi, Romi Hariyanto, yang dikenal sebagai Bupati Tanjung Jabung Timur dua periode, telah lama menunjukkan gaya komunikasi yang dekat dengan rakyat. Romi kerap kali turun langsung ke lapangan, bertemu dan berdialog dengan masyarakat tanpa ada sekat. Dalam berbagai kesempatan, ia tampak nyaman berbaur dengan masyarakat, mendengarkan keluh kesah, dan memberikan solusi yang konkret. Pendekatan komunikasinya yang sederhana dan transparan membuat masyarakat merasa Romi adalah bagian dari mereka, bukan sosok yang berada di atas.

Baca juga:  Romi Hariyanto Resmi Di Usung  NASDEM Dan PKN Di Pilgub Jambi

Lanjut Dedi, Gaya komunikasi Romi yang merakyat ini tercermin dari caranya berinteraksi dalam berbagai forum, baik formal maupun informal. Ia tidak canggung duduk bersama para petani di ladang, atau berbincang dengan nelayan di dermaga, mendengarkan langsung kebutuhan dan aspirasi mereka. Dengan gaya yang lugas dan tanpa basa-basi, Romi berhasil membangun citra sebagai pemimpin yang dekat dan mudah dijangkau oleh masyarakat.

Al Haris: Gaya Komunikasi yang Berjarak

Di sisi lain menurut Dedi Saputra, Al Haris, yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Jambi, menunjukkan gaya komunikasi yang berbeda. Sebagai petahana, Al Haris kerap kali terlihat lebih formal dan berjarak dalam berinteraksi dengan masyarakat. Gaya komunikasinya cenderung menggunakan bahasa yang lebih teknis dan birokratis, yang sering kali dirasakan oleh masyarakat sebagai sesuatu yang kurang relatable.

Baca juga:  Tumpah Ruah, Tim Koalisi dan Tim Pemenangan Romi Hariyanto dan Sudirman Penuhi Hotel Alya Tebo

Lanjut Dedi, Meskipun memiliki banyak prestasi yang diangkat melalui media, Al Haris dinilai kurang berhasil dalam menjangkau lapisan masyarakat bawah secara langsung. Banyak warga yang merasa bahwa pendekatan komunikasinya terlalu protokoler, dengan lebih banyak berfokus pada acara-acara resmi yang terbatas bagi kalangan tertentu. Hal ini menciptakan kesan bahwa Al Haris lebih sulit diakses oleh masyarakat biasa, dan kurang merakyat dibandingkan Romi Hariyanto.

Dedi kembali menjelaskan bahwa, Didalam konteks kontestasi Pilgub Jambi, perbedaan gaya komunikasi ini bisa menjadi faktor penentu dalam menarik dukungan rakyat. Sementara Romi Hariyanto dengan gaya komunikasinya yang merakyat terus membangun kedekatan emosional dengan masyarakat, Al Haris perlu melakukan penyesuaian agar tidak terkesan berjarak dan eksklusif.

Baca juga:  Kapolri Dapat Gelar Panglima Gagah Pasukan Polis Dari Kerajaan Malaysia

“Dengan gaya komunikasi yang kontras, Romi Hariyanto dan Al Haris menawarkan pendekatan yang berbeda dalam memimpin Provinsi Jambi. Seiring dengan semakin dekatnya hari pemilihan, masyarakat Jambi akan menilai siapa di antara keduanya yang benar-benar mampu menjadi pemimpin yang tidak hanya dapat mendengar, tetapi juga memahami dan menyatu dengan rakyat.”Tutup Dedi Saputra (Tim)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan