Ada Mangruve Langka Di Tanjab Timur,Arie Suryanto Titipkan Wujud Pengembangan Pariwisata, Dan pengelolaan Lingkungan Hidup

Tanjab Timur– Sudah 24 Tahun Kabupaten Tanjung Jabung Timur di tetapkan sebagai salah satu Kabupaten Pemekaran di wilayah Provinsi Jambi. Padahal Kabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan satu dari dua Kabupaten yang berada di wilayah Pesisir dari sebelas Kabupaten/Kota yang ada di wilayah Provinsi Jambi. Dari dua Kabupaten yang berada di wilayah Pesisir Provinsi Jambi, tentunya Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang dulunya merupakan Kabupaten Induk yaitu Kabupaten Tanjung Jabung.

Namun secara geografis, Kabupaten Tanjung Jabung Timur lebih diuntungkan, mengingat dari panjang garis pantai yang dimiliki oleh Provinsi Jambi mencapai 260 kilometer secara keseluruhan lebih dari 90% panjang pantai nya berada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, sementara 30% berada di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Panjang pantai yang membentang dari Timur Desa Sungai Benuh yang merupakan Desa yang berbatasan langsung antara Provinsi Jambi dengan Provinsi Sumatera Selatan. Sedangkan ke wilayah barat Desa Pangkal.Duri Kecamatan Mendahara Ilir merupakan batas wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

 

Melihat bentangan panjang garis pantai diatas, tentunya Kabupaten Tanjung Jabung Timur memiliki potensi hutan mangrove dengan berbagai jenis, diantaranya Api – Api (Apicenia), Rhezerphora,Sp, Bulguera, Mokronata, Kapikulada, (pedada) serta banyak lagi jenis lainnya. Namun yang paling membanggakan adalah ditemukan nya mangrove endemik jenis Candelia Candel merupakan mangrove langka dan hanya tumbuh di tiga Provinsi di Indonesia, diantaranya di Papua, Kalimantan Barat dan Pulau Burung Nipah Panjang, berdasarkan hasil penelitian LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) beberapa tahun lalu.
Sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan pengembangan daerah, tentunya degradasi dan perubahan iklim dan pemanasan global telah menimbulkan dampak yang sangat memprihatinkan, dimana lahan-lahan yang bernilai ekonomis harus terbuang kelaut secara cuma-cuma, akibat dampak gelombang pasang laut. Hampir seluruh Desa yang ada di wilayah Kecamatan Sadu mengalami ancaman abrasi, mulai dari Desa Sungai Benuh, Desa Labuhan Pering,, Desa Cemara, Air Hitam Laut, Desa Bakutuo, Sungai Sayang, Sungai Jambat dan Sungai Itik Ujung Jabung, kondisinya terancam akibat ancaman abrasi.

Baca juga:  KPAI Apresiasi Polri Ungkap Keterlibatan Oknum Pegawai Kemkomdigi dalam Kasus Judi Online

 

Namun disisi lain ditemukan adanya penambahan luasan pantai akibat sedimentasi, namun tidak begitu banyak penambahan wilayah pantai nya. Sementara untuk kerusakan di wilayah barat, justru terjadi di Desa Kuala Simbur, Desa Kota Harapan Lambur Luar Kecamatan Sabak Timur, Kecamatan Kuala Jambi hingga Kecamatan Mendahara Ilir, juga mengalami kondisi yang sama, artinya ancaman abrasi masih terus berlangsung.

 

Satu hal yang perlu diketahui, bahwa, Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat memiliki Cagar Alam Hutan Bakau Pantai Timur Jambi dengan luas keseluruhan mencapai lebih kurang 3.650 hektar, membentang yang dimulai dari delapan gugusan pulau yang ada di wilayah Nipah Panjang memanjang hingga Sungai Dualap Kabupaten Tanjung Jabung Barat merupakan Cagar Alam Hutan Bakau Pantai Timur Jambi yang secara kewenangan dibawah pengawasan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, melalui Dirjen BKSDA EH atau BKSDA Provinsi Jambi.

Baca juga:  RADAR TANJAB Gelar Pelatihan Jurnalistik Media Digital untuk SMA dan SMK se-Kabupaten Tanjabtim

 

Selama 24 tahun Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebagai Kabupaten Pemekaran, sebenarnya banyak potensi daerah yang harus dikembangkan dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang tentunya memberikan dampak luas terhadap pertumbuhan ekonomi manyarakat serta memberikan kesempatan terbuka nya lapangan kerja baru serta tumbuhnya industri kreatif melalui.UMKM.
Namun tidak ada istilah terlambat, apabila pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur benar-benar serius untuk mengembangkan Industri Pariwisata melalui pengembangan ekowisata, Pengembangan Esensial.Pantai Cemara dengan burung-burung migran dari daratan Siberia merupakan peluang yang dapat menghasilkan Pendapatan Asli Daerah.

Oleh sebab itu saya hanya minta kepada calon-calon Bupati dan Wakil Bupati yang nantinya terpilih menjadi Bupati Tanjung Jabung Timur, hendaknya mau berkolaborasi dan bersinergi dengan para Penggiat, Pemerhati Pariwisata dan Lingkungan Hidup untuk bersama-sama membangun dengan konsep yang nantinya akan di tawarkan.
Bermodalkan enam belas tahun menggeluti Dunia Industri Pariwisata, mulai dari Jakarta, Bali, Lombok, tentunya merupakan bidang dan kemampuan saya selama ini, namun belum pernah mendapatkan perhatian ataupun kepercayaan untuk.mengelola bidang tersebut.

Baca juga:  Miris, Akibat Jalan Rusak,Warga Sakit Di Sarolangun,Harus Di Tandu Melalui Jalan Rusak

 

Sementara persoalan lingkungan hidup yang meliputi kerusakan ekosistem dan pencemaran limbah sampah adalah bagian dari tanggung jawab kita bersama, terutama penangan abrasi pantai seperti yang telah saya lakukan di wilayah Kabupaten Serang Provinsi Banten beberapa tahun lalu.
Intinya izinkanlah saya untuk memberikan kontribusi besar terhadap kemampuan saya di ujung sisa-sisa usia yang masih ada.

Saya tidak butuh proyek, silahkan yang lain yang mengelola, namun konsep dan pemikiran yang ingin saya persembahkan kepada masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur untuk.berkembang seperti daerah lainnya.

Terima kasih

Ditulis Oleh: Arie Suryanto, Pemerhati Kebijakan Buplic, dan Lingkungan Tanjung Jabung Timur.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan